Pakaian adat adalah bagian yang sangat integral dari kehidupan masyarakat adat setempat yang menggambarkan karateristik dan prilaku masyarakat adat di desa loce. Ada beberapa jenis pakaian adat dan masing-masing memiliki makna.
1. Jenis pakaian adat Juba. Juba adat ciri-cirinya panjang sampai menutup bagian lutut kaki, hanya dipakai oleh penari Legu. Takoa orang yang belum di teba atas teba adalah salah satu sarana adat yang ada di dalam sabua lamo berbentuk meja panjang lebih tinggi dari dego-dego yang lain.
Makna dari pakaian juba adat, adalah sebagai baju kebesaran atau kekuasaan. Takoa menandakan dia masih ada dibawa kale (kepala, ketua) masih dibawah perintah.
2. Pakaian adat Ladada, adalah suatu model pakaian berupa jas bela dada. Pakaian ini hanya dipakai oleh orang yang dituakan (pemangku adat). Dipakai dalam acara-acara adat, tetapi juga bisa dipakai pada acara-acara resmi lainnya seperti penjemputan kunjungan pemerintah, adat perkawinan,dan lain-lain. Makna dari pakaian adat ladada ialah untuk membedakan antara pemangku adat khusus (mangimon dan mewakili pemerintah ) dan pemangku adat yang lain seperti pengganti orang tua yang dituakan (ngali aot).
3. Pakaian adat Kebaya, Kebaya adalah pakaian yang dibuat dari kain yang tipis dan bewarna-warni (mengkilap) dipakai oleh kaum perempuan, tetapi juga bisa dipakai oleh anak laki-laki remaja (Tobaie) maknanya memberikan kesejukan dan keramahan terhadap pengunjung acara adat. Kebaya bisa dipakai tidak saja pada acara adat, tetapi juga dalam acara-acara resmi lainnya
4. Cali (ikat pinggang), ukurannya panjang kurang lebih 1meter, digunakan untuk mengikat pinggang dan hanya dipakai oleh kaum laki-laki saja orang tua sampai anak, makna dari cali adalah menggambarkan kekuatan untuk menghadapi berbagai musuh.
5. Salempang Adalah pakaian adat ukuran panjang sekitar 1,5 m lebar 20 cm, dipakai dari samping kanan bahu atas secara simetris turun ke kiri bawa. Dipakai pada saat acara perkawinan adat, dan berbagai acara-acara resmi lainnya. Bisa dipakai oleh orang dewasa sampai anak-anak usia 12 tahun. Pakaian salempang sama dengan pakaian adat serong. Makna dari pakain salempang dan serong adalah sebagai pengaman tubuh dari berbagai godaan.
6. Kofia, Kofia adalah topi yang berbentuk lonjong dipakai oleh kaum laki-laki, dipakai pada setiap upacara adat dan acara adat (bernuansa adat) Makna dari kofia adalah penghormatan terhadap adat itu sendiri, termasuk pelindung bagian kepala, dan sebagai lambang nasional.
7. Lipa, adalah kain yang lipat berbentuk kofia, dipakai khusus oleh kale-kale (pemangku adat). Maksudnya membedakan antara orang dewasa dan orang muda. Orang dewasa ini menunjuk pada kale-kale, sedangkan orang menunjuk pengganti orang tua yang sudah meninggal.
8. Makota, (palu wala) adalah perhiasan yang taru di kepala wanita, dipakai pada acara-acara yang bernuansa adat istiadat di desa Loce, Makota ini bermakna perhiasan tarian legu-legu, dan dipakai khusus pada acara perkawinan dan legu-legu.
9. Tual Dale, Pengikat kepala untuk anak muda atau remaja, bisa dipakai pada setiap acara adat di desa Loce.
10. Baboba, adalah jenis pakaian adat berbentuk kain palekat, dipakai khusus bagi perempuan pemangku adat (yang dituakan)

[1] Sumber, bapak Martinus Doge, dan Bpk. Hidayat Pane. Diwawancara pada tanggal 12 januari 2011
[2] Sumber, Martinus Doge, Lewi Teong Falila, Eko Doge, pemangku adat desa Loce, yang masing-masing sebagai kepala adat (Ngimon), sekretaris (jurulefo), dan sebagai anggota Tokoh masyarakat, diwawancara, tanggal 07 januari 2011, di desa Loce.